Kurikulum Keuangan Syariah pada Pendidikan
Menengah, Perlu!!!
Oleh : Andy Yusuf Pratitis
Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) baik negeri maupun swasta merupkan
salah satu dari kegiatan yang di selenggarakan oleh pemerintah yaitu wajib
belajar 9 tahun, masa SMP/MTs bisa dibilang masa seorang anak mulai belajar
dunia luar.dari segi pelajaran ya tentu di SMP/MTs lebih berat/sulit
dibandingkan masa sekolah dasar, Dimasa SMP/MTs seorang siswa mulai bisa
berpikir ke masa depan/mempunyai gagasan tentang masa depannya, dan juga mulai
di perkenalkan dengan berbagai organisasi-organisasi yang bisa mengasah bakat
seorang siswa tersebut.
Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/MA/SMK) baik
negeri maupun swasta merupakan sarana seorang siswa untuk mengasah kemampunya
dengan lebih mendalam lagi tentang bakat dan minat yang dimilikinya, dan juga
masa tersebut kebanyakan sudah bisa di katakan dewasa, mengapa demikian?,
karena masa SMA/MA/SMK kebanyakan siswanya berumur ±17 dimana di dalam
undang-undang yang ada di Indonesia 17 tahun itu seorang anak sudah bisa
memiliki kependudukan/sah menjadi penduduk negara indonesia.
Perkembangan
industri keuangan syariah di tanah air masih terkendala minimnya sumber daya
manusia berkualitas. Sumber daya manusia syariah ternyata dibutuhkan dalam
level yang beragam, mulai dari tenaga ahli hingga tinggkat pelaksana. Tak hanya
bagi perbankan syariah, sumber daya manusia juga amat diperlukan bagi institusi
keuangan syariah lainnya seperti ratusan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
dan ribuan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) yang tersebar hingga ke wilayah
perdesaan.
Berdasarkan
hal tersebut, maka perlu diadakanya kurikulum tentang keuangan syariah pada
kedua sekolah menengah tersebut untuk memberi gagasan/gambaran tentang keuangan
syariah, di SMP/MTs misalnya diberi gambaran dari istilah produk-produk yang di
keluarkan oleh keuangan islam. Di SMA/MA/SMK bisa mendatangkan seorang dari
praktisi yang bergerak pada sektor perkonomian khususnya prekonomian
islam/syariah biar bisa menambah pengetahuan dari ahlinya/yang bergerak di
bidang keuangan syariah.
Jika
disimak, sesungguhnya kurikulum tentang keuangan syariah bukanlah hal yang baru
lagi karena ternyata di Indonesia sudah ada salah satunya yaitu SMK RAFLESIA yang ada di Bogor Jawa Barat
dengan Program keahlian perbankan syariah. Nah, ide yang mungkin bisa di
pertimbangkan bagi Sekolah Menengah Atas dan
Mandrasah Aliyah adalah meskipun di dalamnya pilihanya IPA dan IPS tapi
di dalamnya ada mata pelajaran tentang keuangan syariah minimal bisa mengerti
mengenai hukum tentang ekonomi islam seperti yang di adakan oleh Ponpes Sidogiri
yang ada di Pasuruan Jawa Timur, yang bisa mendirikan BMT Sidogiri
Hal
ini seharusnya bisa menjadi inspirasi bagi sekolah menengah lainya, dan
pemerintah juga mendukung penuh adanya kurikulum tersebut, agar pengetahuan
tentang lembaga keuangan syariah khususnya perbankan syariah bisa diminati oleh
masyarakat indonesia ini yang mayoritas penduduknya adalah muslim, masa kalah
saing dengan perbankan syariah yang ada di Inggris yang berpenduduk minoritas
muslim.
Ya,
insya Allah bila banyak masyarakat indonesia yang berminat melakukan
transaksi/percaya dengan lembaga keuangan syariah Indonesia bisa menjadi negara
yang makmur, bisa mengurangi hutang dengan negara tetangga dan juga bisa
mengurangi tingkat masyarakat miskin yang ternyata semakin tahun semakin
bertambah sejak munculnya krisis moneter yang malanda indonesia tahun
1997/1998.
0 komentar :